Singapore
Pekan kedua Bulan Oktober ini saya berkesempatan mengunjungi Singapore untuk mengikuti sebuah training yang diadakan oleh kantor tempat saya bekerja. Actually, this was the first time I came to Singapore. Satu hal yang saya suka dari Singapore adalah tidak macet. Berkali-kali saya memuji kondisi lalu lintas di Singapore yang teratur dan tidak macet, sekaligus bertanya dalam hati "kapan Indonesia, terutama ibukotanya bisa seperti ini?". Suatu pembandingan yang akhirnya pupus setelah teman saya mengingatkan bahwa jumlah penduduk Singapore tidak sebanyak penduduk Indonesia. So, tidak heran di Singapore bisa seperti itu. Selain itu, di Indonesia juga belum terjadi pemerataan penduduk di seluruh wilayahnya, dari Sabang sampai Merauke.
Luas wilayah Singapore yang tidak begitu besar dengan jumlah penduduk yang juga relatif sedikit membuat alat transportasi juga tidak sebanyak di Jakarta. Ujung-ujungnya, polusi yang dihasilkan pun tidak separah di Jakarta. Jalan kaki di trotoar pinggiran gedung-gedung tinggi masih cukup nyaman, tanpa harus khawatir dengan polusi berlebihan dari kendaraan bermotor. Seminggu di Singapore membuat saya berpikir dan kembali bertanya, "apakah Indonesia bisa seperti ini?". Mungkin pertanyaan itu bisa saja pupus setelah kita menyadari bahwa Indonesia lebih besar dan lebih banyak penduduknya. Tapi di sisi lain, pertanyaan selanjutnya adalah "Jika Jakarta luas wilayah dan jumlah penduduknya sama dengan Singapore, apakah hal yang sama akan terjadi?" dan jawabannya adalah belum tentu. and also, vice versa. Saya bukan ingin berskeptis ria tentang Indonesia, hanya saja ingin mencoba sadar bahwa sesuatu terjadi bisa karena berbagai alasan.
Komentar