"Dipanggil"

Hari Jumat pekan kemarin sekitar pukul 14.20 WIB terjadi gerhana matahari. Pada saat itu, saya dan beberapa teman sedang berada di suatu sudut kota Bandung, di daerah Sekeloa-Dipati Ukur. Setelah Sholat Asar, kami melaksanakan Sholat Gerhana. Bersyukur, karena masih diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah sunnah yang tidak setiap hari atau setiap tahun bisa dilaksanakan. Tidak hanya Sholat Gerhana-nya yang istimewa, tapi juga ceramah (tausiyah) singkat dari imam yang memimpin sholat tersebut. Tausiyah sederhana yang sedikit mengusik dan menohok saya. Hehehe... :D

Beliau bercerita mengenai seorang prajurit yang dipanggil oleh komandannya. Tidak biasanya prajurit tersebut mendapat panggilan dari komandannya. Jadi, sang prajurit berpikir yang tidak-tidak dan merasa takut jikalau ada sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi. Singkat cerita, sang penceramah tidak menceritakan akhir dari kisah ini. Apapun ending-nya, bukan itu sebenarnya esensi yang ingin disampaikan dari tausiyah ini. Lewat tausiyah ini sang penceramah ingin menyampaikan pesan bahwa betapa anehnya kita yang sering takut jika dipanggil oleh atasan atau bos kita. Seringkali sampai merasa ketakutan, apalagi jika pemangilan itu berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain, apakah kita juga merasakan hal yang sama jika mendengar panggilan dari Bos Besar kehidupan ini? Dialah Allah SWT. Adzan, panggilan-Nya untuk menghadap kepada-Nya. Suatu panggilan untuk mengucapkan terima kasih, meminta sesuatu, dan meminta maaf atas segala alpa. Tidak jarang kita menunda-nunda waktu sholat, padahal kita dengarkan "panggilan merdu" itu. Inilah hikmah yang agak mengusik dan sedikit menohok saya, tapi saya bersyukur masih diingatkan tentang hal ini.

So, masihkah kita mau menunda-nunda?

Komentar

Postingan Populer