My Life As a Planner
Dua bulan sudah saya lewatkan tanpa menulis di blog ini. Entah ada apa kemarin-kemarin ini. Sepertinya dunia kerja sedang meminta perhatian lebih. Peak season kemarin artinya non peak season di dunia menulis blog ini. Anyway, setelah delay sekian lama untuk melanjutkan proyek menulis bersama seorang teman, weekend ini akan saya tekadkan untuk membayar hutang itu, dimulai dengan pemanasan menulis di blog ini.
My life as a planner. Sudah lama saya ingin menulis tentang ini, tapi entah kenapa belum sempat betul-betul tertumpahkan dalam bentuk tulisan. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan bekerja jauh melenceng dari bidang ilmu yang saya pelajari pada saat kuliah. Jika dari dulu saya sudah tau bahwa saya akan menjadi seorang planner di dunia Supply Chain, then mungkin sebaiknya saya mengambil jurusan Teknik Industri, untuk mendukung bidang planning ini. Pada saat saya apply lowongan Management Trainee (MT) di tempat saya bekerja sekarang, saya tidak pernah menyangka bahwa posisi yang ditawarkan adalah sebagai planner. Raw material planner, lebih tepatnya. Awalnya, saya pikir sebagai seorang MT-Supply Chain (MT-SC) saya akan di-rolling di semua bagian di SC dan pada akhir masa MT akan diputuskan akan ditempatkan di bagian apa dan sebagai apa. Program MT di tempat saya bekerja memang agak beda, tapi mirip dengan program MT beberapa perusahaan multinasional yang lain, dimana seorang MT langsung berkecimpung dalam dunia kerja untuk merasakan training dunia kerja yang sebenarnya.
Sempat merasa kebingungan awalnya, karena bidang ini amat sangat baru bagi saya. Suka dan duka memenuhi hari-hari saya sebagai planner, di dunia bisnis yang sangat dinamis. But I believe, everything happens for a reason. Dibalik segala suka duka itu, dibalik rasa bahagia saat bisa solve problem, dibalik rasa painful saat masa-masa sedang sulit, banyak hikmah yang bisa diambil, terutama untuk self-development. Painful. Ya, tidak sering terasa painful, dimana kadang kondisi bisnis yang sangat dinamis mendorong para planner untuk memiliki "sense of business" mengenai kondisi market terhadap produk-produk yang direncanakan akan diproduksi. Tapi dibalik itu, rasa painful ini terbayar dengan banyaknya pengalaman dan pelajaran yang bisa diambil. Genap 1,5 tahun saya berjibaku dengan pekerjaan sebagai raw material planner, dimana production planner dan production team adalah customer saya. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi saya bisa menjadi bagian dari Akzonobel Deco Indonesia. Empat P yang saya cari di dunia kerja saya dapatkan disini. Pelajaran, Pengalaman, Pertemanan, dan Pendapatan. Empat hal itu saya dapatkan secara cukup proporsional.
Kebiasaan planning ini seringkali terbawa dalam kehidupan di luar dunia kerja. Sejak kuliah saya memang senang membuat perencanaan-perencanaan untuk kegiatan-kegiatan yang akan saya lakukan, harian, mingguan, bulanan, dst. Somehow kegiatan "merencakan" ini sangat membantu, terutama saat mengerjakan tugas akhir beberapa tahun lalu.
Entah sampai kapan saya akan menjadi planner, tapi sampai sekarang saya bersyukur bisa berkecimpung di dunia planning, dengan segala suka dukanya.
Komentar