kuliah kehidupan

Actually, I wanna tell this story long time ago. Tapi apalah daya, kesibukan pra-sidang menghambat saya untuk berbagi tentang kisah ini. Ceileh,, "kisah".. =)

Jadi, ceritanya kuliah kehidupan ini secara tidak sengaja terjadi pada saat penerbangan Bandung-Kuala Lumpur Bulan Juni yang lalu, saat saya dan rombongan Kimia ITB yang lain akan mengikuti Seminar Kimia di UKM. Kursi penumpang adalah "tiga-tiga" (tiga di kanan dan tiga di kiri). Saat itu saya mendapatkan no seat 15F, yang berarti sebelah saya adalah nomor 15D dan 15E. Ternyata eh ternyata, yang dapet no seat 15D itu adalah salah satu dosen saya (salah satu dosen favorit saya sebenernya. Hehe,,). Setelah lama menunggu akhirnya dapat disimpulkan bahwa seat 15E kosong. Akhirnya, saya duduk bersebelahan dengan beliau, dengan dihalangi oleh 1 kursi kosong.

Gak enak rasanya kalo 2 jam ke depan ga ngobrol. Akhirnya, mulailah kita ngobrol, mulai dari sidang saya yang diundur, mahasiswa2 bimbingan beliau, rencana setelah lulus, sampai cerita tentang pengalaman kehidupan beliau di umur 20-an. Di percakapan itu akhirnya saya tau bahwa beliau itu ternyata seorang petualang. Hobinya jalan-jalan. Ya, terlihat sekali bahwa beliau itu berjiwa petualang. Ga hanya petualang jalan-jalan, tapi juga petualang kehidupan. Sejak awal, saya memang mengagumi orang-orang yang bisa mengerjakan pekerjaan mereka dengan penuh passion. Salah satunya adalah beliau ini. Rasanya semua langkah dilalui dengan tenang, terlepas ada masalah atau tidak. Ada satu petuah beliau yang masih saya ingat sampai sekarang, yaitu "Kalau sudah memilih suatu pilihan, jangan pernah lagi melihat ke belakang. Jalanilah pilihan itu dengan bahagia, karena apapun pilihannya pasti ada kabaikan di dalamnya". Wah..rasanya saya mendapatkan suatu hal yang sangat mahal harganya. Suatu pelajaran hidup yang mungkin tidak saya dapatkan kalau saya tidak ditakdirkan untuk duduk di seat no 15F ini. Seakan semuanya sudah diatur untuk saya agar bisa mendapatkan petuah dari beliau. Sebenarnya ada 1 petuah lagi yang saya dapatkan dari beliau, tapi ga usah diceritain disinilah. Hehe.. Yang jelas, petuah yang satu ini juga merupakan pelajaran mahal yang saya dapatkan selama 2 jam penerbangan ini.

Belajar dan mendapatkan ilmu ternyata bisa dimana saja dan lewat apa saja, bahkan lewat perbincangan sekalipun. Pengalaman memang guru yang terbaik.

-semakin yakin bahwa hidup ini adalah anugrah-

Komentar

Postingan Populer