Passion, purpose of life, and value
Dua hari kemarin adalah hari wisuda sesi Juli untuk mahasiswa-mahasiswa ITB. Ikut seneng rasanya ngeliat euforia temen-temen dan adik-adik yang wisuda kemarin. As always, momen wisuda mengingatkan saya pada wisuda yang sudah saya rasakan beberapa tahun yang lalu. Momen wisuda merupakan salah satu momen yang paling berkesan dalam hidup saya karena wisuda itu seperti layaknya perpindahan dari masa "edukasi" ke masa "karier". Satu hal yang membuat momen wisuda jadi sangat menggembirakan adalah karena akhirnya salah satu tugas orang tua saya dalam hal edukasi akademis anaknya selesai, tinggal dilanjutkan dengan edukasi-edukasi lainnya. Sejenak saya nostalgia ke masa-masa wisuda saya taun 2008 & 2009 lalu. Kenangan-kenangan wisuda adalah salah satu cara untuk mengingatkan saya kalo lagi ga semangat sama kerjaan. Masa wisuda bisa bikin sense of "result oriented" saya sedikit demi sedikit tumbuh lagi. Haha,,apaaa coba hubungannya? Ada! Setidaknya buat saya. Saat wisuda mengingatkan saya bahwa saya bisa mendapatkan hasil yang baik dan menggembirakan. Kalau dulu bisa, kenapa sekarang tidak?? Cuma beda cara dan jalannya saja. Ini mungkin sugesti, but you can try this. Just remember your success moment, dan coba yakini bahwa kita pasti bisa menghadapi apapun tantangannya.
"I often face troubles in doing my job, but I prefer to make it as opportunity instead of complaining"
Sembari menghadapi tantangan yang ada, saya juga mencoba mencari apa passion, purpose of life, dan values saya. I am very inspired with Rene Suhardono's book, which titled "Your Job is Not Your Career". Dia bilang bahwa 3 hal itu adalah yang sebaiknya dan seharusnya kita tentukan sebelum mencari dan memilih pekerjaan yang akan kita jalani. To be honest, sampai sekarang pun saya merasa belum menemukan apa passion saya sebenar-benarnya. Saya sudah mencoba banyak hal dan mengerjakan jenis pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari bikin standar prosedur yang sangat banyak aturannya dan seharian duduk di depan komputer, ngerjain research-research kecil untuk develop proses produksi, jadi trainer dan seharian di ruang produksi dengan frekuensi mobilitas yang sangat tinggi, jualan, sampe pekerjaan saya yang sekarang, yaitu jadi planner. Sudah cukup variatif kalo menurut saya. Oya, pengalaman saya jadi EO di himpunan waktu kuliah dan jadi wedding plannernya kakak saya juga termasuk pengalaman yang saya coba masukkan ke list "hal-hal baru untuk mencari passion". Dari macam-macam jenis pekerjaan itu, pasti ada sesuatu yang membuat saya bahagia karena pernah melakukannya dan juga pasti ada saat-saat dimana saya jenuh dengan pekerjaan itu, dan juga di masing-masing kerjaan itu ada tantangan yang harus dihadapi. Ga ada yang lebih mudah antara yang satu dengan yang lainnya, sekalipun hanya berjualan. Tantangannya adalah bagaimana mendapatkan barang semurah mungkin supaya saya juga bisa menjual dengan harga yang lebih terjangkau. Sama halnya juga saat jadi trainer. Materi sudah ada, tinggal ditransfer saja ke trainee2nya. Tantangannya adalah bagaimana supaya suasana traning itu jadi menyenangkan dan menghasilkan trainee2 yang handal. See? Semuanya tampak menyenangkan untuk saya. So, apa sebenernya passion saya (saya bertanya-tanya dalam hati). Rene juga bilang di bukunya bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukan for finding our passion, yaitu dengan mendefinisikan terlebih dahulu our purpose of life dan values. Then saya coba tanyakan diri saya mengenai 2 hal itu. Saya mulai dari mendefinisikan values dengan mencoba bertanya ke diri sendiri ttg "Ingin diingat sebagai orang yang seperti apa pada saat saya sudah tidak ada nantinya". Mmm,,saya ingin diingat sebagai orang yang memberikan KONTRIBUSI untuk sekitar. So, my value is contribution. Maka tujuan hidup saya harus mengarah kesana. Untuk berkontribusi tidak selalu membutuhkan dana, tapi dana terkadang tetap diperlukan untuk menunjang kontribusi itu. Secara umum, saya ingin berkontribusi pada hal apapun dimana saya menjadi bagian daripadanya. Tapi dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya ingin berkontribusi pada bidang pendidikan dan research. So, mungkin pada akhirnya saya ingin menjadi pengajar dan resarch scientist yang masih bisa berkontribusi secara tidak langsung pada dunia industri. Di sisi lain saya juga ingin mandiri secara keuangan, maka saya ingin pada akhirnya saya bisa menjadi entrepreneur dan bisa berkontribusi memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Di sisi lainnya lagi, sebagai seorang wanita yang nantinya akan menjadi seorang istri dan seorang ibu (Amin :) ), saya ingin bisa punya waktu banyak dengan anak-anak saya, menjadi pengajar dan teman terdekat bagi mereka, tapi juga bisa bekerja dengan jam kerja yang fleksibel. So, mungkin pada akhirnya passion saya adalah menjadi pengajar sekaligus entrepreneur. Hahaha,,it's sound a little bit far from my job now. But it's okay. There are many ways for catching our passion, right?
So guys, have you define your purpose of life and value to find your passion?
"I often face troubles in doing my job, but I prefer to make it as opportunity instead of complaining"
Sembari menghadapi tantangan yang ada, saya juga mencoba mencari apa passion, purpose of life, dan values saya. I am very inspired with Rene Suhardono's book, which titled "Your Job is Not Your Career". Dia bilang bahwa 3 hal itu adalah yang sebaiknya dan seharusnya kita tentukan sebelum mencari dan memilih pekerjaan yang akan kita jalani. To be honest, sampai sekarang pun saya merasa belum menemukan apa passion saya sebenar-benarnya. Saya sudah mencoba banyak hal dan mengerjakan jenis pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari bikin standar prosedur yang sangat banyak aturannya dan seharian duduk di depan komputer, ngerjain research-research kecil untuk develop proses produksi, jadi trainer dan seharian di ruang produksi dengan frekuensi mobilitas yang sangat tinggi, jualan, sampe pekerjaan saya yang sekarang, yaitu jadi planner. Sudah cukup variatif kalo menurut saya. Oya, pengalaman saya jadi EO di himpunan waktu kuliah dan jadi wedding plannernya kakak saya juga termasuk pengalaman yang saya coba masukkan ke list "hal-hal baru untuk mencari passion". Dari macam-macam jenis pekerjaan itu, pasti ada sesuatu yang membuat saya bahagia karena pernah melakukannya dan juga pasti ada saat-saat dimana saya jenuh dengan pekerjaan itu, dan juga di masing-masing kerjaan itu ada tantangan yang harus dihadapi. Ga ada yang lebih mudah antara yang satu dengan yang lainnya, sekalipun hanya berjualan. Tantangannya adalah bagaimana mendapatkan barang semurah mungkin supaya saya juga bisa menjual dengan harga yang lebih terjangkau. Sama halnya juga saat jadi trainer. Materi sudah ada, tinggal ditransfer saja ke trainee2nya. Tantangannya adalah bagaimana supaya suasana traning itu jadi menyenangkan dan menghasilkan trainee2 yang handal. See? Semuanya tampak menyenangkan untuk saya. So, apa sebenernya passion saya (saya bertanya-tanya dalam hati). Rene juga bilang di bukunya bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukan for finding our passion, yaitu dengan mendefinisikan terlebih dahulu our purpose of life dan values. Then saya coba tanyakan diri saya mengenai 2 hal itu. Saya mulai dari mendefinisikan values dengan mencoba bertanya ke diri sendiri ttg "Ingin diingat sebagai orang yang seperti apa pada saat saya sudah tidak ada nantinya". Mmm,,saya ingin diingat sebagai orang yang memberikan KONTRIBUSI untuk sekitar. So, my value is contribution. Maka tujuan hidup saya harus mengarah kesana. Untuk berkontribusi tidak selalu membutuhkan dana, tapi dana terkadang tetap diperlukan untuk menunjang kontribusi itu. Secara umum, saya ingin berkontribusi pada hal apapun dimana saya menjadi bagian daripadanya. Tapi dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya ingin berkontribusi pada bidang pendidikan dan research. So, mungkin pada akhirnya saya ingin menjadi pengajar dan resarch scientist yang masih bisa berkontribusi secara tidak langsung pada dunia industri. Di sisi lain saya juga ingin mandiri secara keuangan, maka saya ingin pada akhirnya saya bisa menjadi entrepreneur dan bisa berkontribusi memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Di sisi lainnya lagi, sebagai seorang wanita yang nantinya akan menjadi seorang istri dan seorang ibu (Amin :) ), saya ingin bisa punya waktu banyak dengan anak-anak saya, menjadi pengajar dan teman terdekat bagi mereka, tapi juga bisa bekerja dengan jam kerja yang fleksibel. So, mungkin pada akhirnya passion saya adalah menjadi pengajar sekaligus entrepreneur. Hahaha,,it's sound a little bit far from my job now. But it's okay. There are many ways for catching our passion, right?
So guys, have you define your purpose of life and value to find your passion?
Komentar