Altarino, with Love

Paman Garda adalah seorang koki yang handal. Dia memiliki sebuah kedai yang khusus menyajikan makanan khas Italia. Kedai itu bernama Altarino. Setiap hari, kedainya ramai dikunjungi oleh pelanggan. Banyak orang bilang, rasa makanan yang disajikan di Kedai Altarino ini sangat khas dan tidak ada kedai ataupun rumah makan lain yang menyamainya. Akupun berpendapat sama seperti mereka. Masakan apapun yang disajikan di kedai ini selain lezat juga membuat suasana hatiku jadi bahagia. Saking larisnya, beberapa pengunjung bahkan menyarankan Paman Garda untuk memperluas kedainya atau membuat cabang baru di daerah lain. Namun entah kenapa, Paman Garda menolak tawaran tersebut. Dia lebih suka dengan kedainya yang sederhana. Terkadang dia sendiri yang memasak masakan pesanan pelanggannya, walaupun sebenarnya Paman Garda memiliki beberapa asisten koki. 

Beberapa pekan yang lalu Paman Garda meninggal dunia karena penyakit jantung. Sepeninggal Paman Garda, tidak ada pengganti Paman sebagai pemimpin di Kedai Altarino. Paman Garda memang selama ini tidak punya anak. Istrinya meninggal sewaktu menjalani proses persalinan anak pertamanya. Anaknya pun meninggal pada saat itu. Setelah dirundung duka yang teramat sangat karena kehilangan dua orang yang sangat dicintainya itu, Paman memilih untuk mengabdikan dirinya pada dunia masak-memasak. Bagi Paman, cinta pertamanya pada istrinya itu akan menjadi cinta terakhirnya pula, walaupun ajal memisahkan mereka. 

Setelah pemakaman Paman Garda, salah satu asisten koki Paman Garda yang bernama Keiran memberikan sebuah amplop padaku. 

"Gibran, ada sesuatu untuk kamu," kata Keiran sambil menyerahkan selembar amplop kepadaku.

"Apa ini?" tanyaku.

"Ini amplop dari Chef Garda. Sehari sebelum Chef meninggal, dia menitipkan amplop ini untuk diberikan ke kamu. Aku belum pernah membuka apa isi amplop itu, jadi jangan tanya padaku apa isinya ya," kata Keiran, kemudian berpamitan padaku.

Sesampainya di rumah, aku langsung membuka isi amplop itu untuk menghilangkan rasa penasaranku yang teramat sangat. Amplop itu ternyata berisi semua resep masakan yang disajikan di Kedai Altarino. Satu lembar diantaranya adalah surat Paman Garda untukku. Ternyata paman memintaku untuk menggantikannya mengurus Kedai Altarino karena hanya akulah keponakan satu-satunya. 

Setelah hari dimana aku menerima amplop berisi semua resep masakan di kedai pamanku itu, kegiatanku kini adalah mengurus Altarino. Entah kenapa, sejak aku yang mengurus Kedai Altarino, kedai menjadi sepi pengunjung. Aku panik dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kadang sesekali aku mengajak pengunjung berbincang dan memberikan komentar tentang menu yang dipesannya. Mereka pada umumnya hanya mengatakan bahwa rasa tiap masakan yang dipesan masih sama, tapi ada sesuatu yang kurang. Saat aku bertanya apakah sesuatu itu, mereka pun tidak bisa menjelaskan. Mereka hanya merasa ada yang kurang saja. Mendengar penjelasan yang absurd seperti itu aku jadi tambah bingung. Kubuka lagi resep yang diwariskan oleh Paman Garda itu. Kuteliti lagi satu persatu dan aku periksa kembali tiap komposisi yang tertulis pada setiap resep dengan yang terjadi di dapur. Semuanya sama, tapi entah kenapa setiap aku mencicipi makanan-makanan tersebut akupun merasa ada yang kurang. Kucoba memodifikasi bumbunya, menambah garam, menambah gula, tapi tidak ada perubahan. Ah, ada apa ini? Aku nyaris frustasi.

Untuk yang kesekian kalinya, di siang hari saat kedai mencapai masa paling sepi, aku kembali melihat resep dan surat dari Paman Garda di amplop yang pernah beliau berikan padaku. Ada satu hal yang menarik saat aku melihat kertas-kertas resep ini entah sudah yang ke berapa kalinya. Di tiap resep ternyata selalu ada tulisan "With love" dan tanda tangan dari Paman Garda. Melihat dua kata itu aku teringat kalimat yang tertulis di surat yang diberikan oleh Paman Garda. Kalimat itu adalah, "Gibran, perhatikanlah tiap resep yang aku berikan ini dengan seksama, jangan sampai ada satupun komposisi yang terlupa," kurang lebih seperti itu penggalan kalimat yang dituliskan oleh Paman Garda. Aku mencoba menerjemahkan arti kalimat paman, tapi otakku sedang buntu dan aku terlalu lelah sampai akhirnya aku tertidur pulas.

"Paman, kenapa Paman bisa ada disini?"

"Maafkan Paman ya Gibran, karena memberikanmu tanggung jawab untuk mengurus kedai. Paman yakin bahwa Paman tidak akan salah pilih," kata Paman.

"Paman sepertinya salah pilih. Buktinya, kedai justru jadi sepi sejak aku yang mengurusnya," kataku dengan penuh rasa penyesalan karena tidak bisa mengemban amanah dari Paman Garda.

"Tidak Gibran. Itulah yang namanya proses. Hidup ini seperti roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Tidak ada yang salah dengan masakan yang dibuat, hanya saja kamu melupakan satu hal. Kamu melupakan kata-kata 'with love' yang Paman tuliskan di setiap resep. Kamu lupa menambahkan bumbu cinta di tiap resep masakanmu."

Aku tetap tidak mengerti. Apa pula bumbu cinta itu?

Paman melanjutkan kalimatnya seolah tahu apa yang ada di benakku itu. "Yang Paman maksud dengan bumbu cinta itu adalah bahwa pada saat kamu memasak kamu harus selalu memiliki perasaan bahagia. Kalau perlu, nyanyikanlah lagu-lagu yang ceria saat kamu memasak. Itu yang aku lakukan selama aku mengurus Kedai Altarino. Kamu akan tahu sendiri bagaimana hasilnya setelah kamu melakukannya, Gibran." 

"Pamaaann!!"  

Saat aku memanggil paman, paman telah pergi menghilang dan aku terbangun dari mimpi. 

Kini aku tahu apa yang kurang dari masakan yang kubuat. Aku lupa menambahkan bumbu cinta pada tiap resep masakanku. Keesokan harinya setelah pertemuanku dengan Paman Garda di dalam mimpi itu, aku mulai memasak dan melayani pelanggan dengan tambahan bumbu cinta yang paman ajarkan. Keda Altarino kembali ramai dikunjungi pengunjung. Kini aku tidak pernah lupa untuk selalu merasa bahagia dahulu sebelum membuat masakan apapun, kadang juga aku tersenyum bahkan bernyanyi.

Paman Garda, terima kasih untuk resep istimewa darimu. Itu adalah warisan terindah sepanjang hidupku.  


Ditulis untuk proyek menulis #7HariMendongeng
Tema hari ketiga: Warisan


 

Komentar

Postingan Populer